Anandamide dikenal sebagai zat kimia yang berfungsi sama seperti ganja (cannabinoids) yang dibuat tubuh kita.
Seperti namanya, aksi cannabinoid menyerupai ganja.
Zat ini tampaknya memiliki efek yang serupa. Peningkatan kadar anandamide mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada hewan percobaan di laboratorium.
Karena tubuh Cameron tidak memecah anandamide, zat ini terakumulasi dalam darahnya.
Jadi, selain tidak terlalu merasa sakit, dia juga tidak terlampau cemas tentang rasa sakit yang ia alami.
Rasa sakit tidak hanya berarti adanya kerusakan
Kaitan antara kondisi Cameron dan cannabinoids yang dibuat oleh tubuh kita semakin mengobarkan minat untuk menggunakan obat berbasis ganja untuk menggantikan obat opioid (zat yang mengandung opium).
Ada bukti bahwa penyalahgunaan opioid sering didorong oleh kemampuan zat tersebut untuk untuk menghilangkan rasa takut dan cemas serta rasa sakit.
Mungkin obat cannabanoid dapat mengatasi rasa sakit dan cemas tanpa ada efek samping seperti opioid.
Saat ini, kita masih jauh dari titik itu. Percobaan sebelumnya dengan obat berbasis FAAH menunjukkan hasil yang beragam.
Cameron sendiri mengalami gangguan pada memorinya yang menunjukkan bahwa cannabanoid yang dibuat dalam tubuh kita dapat mengakibatkan beberapa efek samping seperti zat sejenis lainnya.
Para peneliti pernah menganggap rasa sakit sebagai sinyal sederhana kerusakan tubuh.
Selama 75 tahun terakhir sains mengenai rasa sakit telah menekankan betapa kompleksnya rasa sakit. Interaksi antara rasa sakit dan rasa cemas adalah bagian penting dari untuk memberikan gambaran utuh.
Orang-orang seperti Jo Cameron menambahkan potongan lain pada teka-teki yang menarik ini. (Gita Laras Widyaningrum)
(Artikel ini sudah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Kisah Jo Cameron, Perempuan yang Tak Pernah Mengalami Rasa Sakit”)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR