Advertorial

Kasus Nikahi Sepupu Sendiri, 4 dari 5 Anaknya Alami Kelainan Intelektual: Begini Efek Samping Perkawinan Sedarah Secara Sains

Mentari DP

Editor

Nong Thi Nhung dan saudara sepupunya, Vi Van Don adalah contoh perkawinan sedarah yang berisiko pada anak.
Nong Thi Nhung dan saudara sepupunya, Vi Van Don adalah contoh perkawinan sedarah yang berisiko pada anak.

Intisari-Online.com – Anda pernah dengar perkawinan sedarah?

Perkawinan sedarah merupakan perkawinan antara saudara atau keluarga yang masih memiliki ikatan darah secara langsung.

Tentu saja, perkawinan sedarah ini dilarang oleh hukum melalui kode keluarga.

Namun selain karena larangan hukum, perkawinan sedarah juga beirisko pada anak.

Baca Juga : Di UEA, Jika Anda Mengucapkan Kalimat Ini Saat Puasa, Maka Anda Bisa Dipenjara 7 Tahun, Hati-hati!

Hal ini dikarenakan kelainan terikat pada gen resesif yang menimbulkan risiko cacat, gangguan mental, kelainan resesif, kelainan fisik bawaan, gangguan intelektual, hingga kematian dini.

Namun nyatanya ada beberapa kasus perkawinan sedarah yang terjadi. Salah satunya terjadi di Thailand.

Dilansir dari tribunnews.com pada Rabu (15/5/2019), Nong Thi Nhung adalah contoh perkawinan sedarah yang berisiko pada anak.

Pasangan yang merupakan sepupu ini memiliki 5 anak selama pernikahannya, namun 4 anak di antaranya memiliki kelainan intelektual bawaan dari lahir.

Nong Thi Nhung dan saudara sepupunya, Vi Van Don dipaksa menikah oleh anggota keluarga kerena keluarga mereka hanya ingin menikah dengan saudara sendiri.

Sebelumnya, keluarga mereka merupakan keluarga yang terkaya di desa yang mereka tinggali.

Tetapi karena anak-anak mereka mengalami penyakit dan butuh disembuhkan membuat kondisi ekonomi keluarga semakin menurun.

Perkawinan sedarah

Perkawinan sedarah (incest) adalah perkawinan organisme yang terkait erat dalam kekerabatan.

Dengan kata lain, perkawinan ini diartikan ketika seseorang menikah dengan saudara dekat seperti sepupu.

Bentuk perkawinan sedarah ini bertentangan dengan tujuan biologis dari perkawinan, yaitu pencampuran DNA.

Baca Juga : Dorce Gamalama Idap Batu Ginjal: 5 Kebiasaan Ini Ternyata Jadi Penyebab Batu Ginjal, Salah Satunya Sering Makan Permen

Untuk diketahui, DNA manusia dibundel menjadi 23 pasang kromosom.

Di dalam setiap kromosom ada ratusan ribu gen dan terlebih lagi, setiap gen memiliki dua salinan yang dikenal sebagai alel.

Gen menentukan berbagai aspek penampilan Anda, seperti warna rambut dan mata, serta faktor biologis seperti golongan darah Anda.

Gen-gen ini terbagi dalam dua kategori, dominan dan resesif. Jika salah satu gen dominan, maka hasilnya adalah Anda mendapatkan sifat gen itu.

Namun, untuk sifat-sifat yang berasal dari gen resesif, Anda perlu kedua gen menjadi resesif. Sebagai contoh, gen untuk mata coklat adalah dominan.

Dengan demikian, punya satu gen ini akan membuat mata Anda menjadi coklat. Namun, gen untuk mata biru bersifat resesif sehingga Anda perlu dua gen untuk mendapatkan mata biru.

Dominan dan resesif menjadi penting karena cacat bawaan dan penyakit genetik tertentu, seperti cystic fibrosis, yang dibawa oleh alel resesif.

Makin Berisiko

Perkawinan sedarah menambah kemungkinan Anda lahir dengan kondisi seperti itu.

Pasangan yang memiliki hubungan darah juga memiliki DNA yang sama sehingga kemungkinan mereka membawa gen resesif yang sama menjadi sangat meningkat.

Menurut sebuah studi pada 2011, tingkat kematian menjelang kelahiran dan kematian pada anak meningkat jika anak itu berasal dari perkawinan sepupu langsung.

Alasan perkawinan sedarah

Karena perkawinan sedarah berisiko tinggi, logika kenapa itu dilakukan terlihat sangat membingungkan.

Secara historis, perkawinan sedarah dilakukan untuk mempertahankan sifat-sifat dalam garis darah.

Baca Juga : Tak Melalu Soal Belajar dan Les, Ini yang Perlu Orangtua Ajarkan Agar Anaknya Tumbuh Cerdas

Selain itu, biasanya, hal ini juga digunakan untuk mempertahankan kekuasaan.

Dalam sistem pemerintahan yang turun-temurun, seperti firaun Mesir Kuno, misalnya, perkawinan sedarah mencegah masuknya keluarga lain lewat perkawinan yang berpotensi mewarisi takhta.

Sebuah studi pada 2015 meneliti 259 mumi Mesir dewasa dan menemukan bahwa mumi kerajaan memiliki ketinggian yang berbeda dari populasi umum.

Bangsawan laki-laki pada waktu itu lebih tinggi daripada rata-rata dan bangsawan perempuan lebih pendek daripada rata-rata.

Contoh yang lebih baru adalah House of Habsburg, yang kekaisarannya termasuk Spanyol, Austria, dan Hongaria.

Garis keluarga kerjaan ini berakhir dengan Charles II dari Spanyol, yang lahir pada 1661. Pohon keluarga pada titik ini telah menjadi sangat campur aduk karena perkawinan sedarah.

Ibu Charles II adalah keponakan ayahnya. Artinya, neneknya juga merupakan bibi Charles II.

Akibatnya, Charles menderita berbagai cacat dan cacat bawaan.

Dia tidak bisa berbicara sampai dia berumur empat tahun, tidak dapat berjalan sampai dia berusia delapan tahun, dan hampir tidak bisa mengunyah karena bentuk rahangnya.

Laporan otopsinya mengejutkan.

Setelah kematiannya, Charles disebut tidak memiliki darah, jantungnya sebesar lada, paru-parunya berlubang, kepalanya penuh air, ususnya busuk dan berkelemayuh, dan dia hanya memiliki satu testis yang sehitam batu bara.

Tentunya tidak semua ini dapat disalahkan pada perkawinan sedarah.

Kekurangan hormon hipofisis dan asidosis tubulus renalis distal dapat menjelaskan beberapa kondisi ini. Keduanya disebabkan oleh alel resesif.

Namun, sangat jarang seseorang memiliki kedua alel resesif ini.

Baca Juga : Raffi Ahmad Belanjakan Rp70 juta Untuk Pengasuh Anaknya: Ini Reaksi Kimia yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Berbagi Kepada Sesama

Artikel Terkait