Memasak biji-bijian dan kacang-kacangan dengan benar tidak saja meningkatkan daya cerna mereka, tetapi juga mengurangi jumlah anti-nutrisi yang dikandungnya. Anti-nutrisi adalah senyawa yang menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dalam makanan nabati.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kita Harus Mengonsumsi Lebih Banyak Kacang-kacangan
Memasak meningkatkan kapasitas antioksidan beberapa sayuran
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memasak sayuran dapat meningkatkan ketersediaan antioksidan seperti beta-karoten dan lutein. Beta-karoten merupakan antioksidan kuat yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Diet kaya beta-karoten dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Antioksidan likopen juga lebih mudah diserap tubuh ketika makanan dikonsumsi matang daripada mentah. Likopen ini dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat pada pria dan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
Begitu juga dengan kandungan likopen dalam tomat yang meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu 30 menit setelah dimasak. Total kapasitas antioksidan tomat meningkat lebih dari 60% tapi kandungan vitamin C berkurang 29% akibat pemasakan.
antioksBaca Juga: Jamblang, Si Ungu dengan Kandungan Antioksidan Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis
Memasak membunuh bakteri dan mikroorganisme yang berbahaya
Bayam, selada, tomat, dan tauge adalah beberapa buah dan sayuran yang paling sering terkontaminasi bakteri. Sedangkan daging mentah, ikan, telur, dan susu sering mengandung bakteri yang dapat membuat Anda sakit. E. coli, Salmonella, Listeria, dan Campylobacter adalah beberapa bakteri yang paling umum yang dapat ditemukan dalam makanan mentah.
Sebagian besar bakteri tidak dapat bertahan hidup pada suhu di atas 60° C. Susu yang diproduksi secara komersial dipasteurisasi, yang berarti “dipanasi” untuk membunuh bakteri berbahaya yang dikandungnya. Jika Anda memilih untuk mengonsumsi makanan mentah, pastikan makanan Anda segar dan membelinya dari sumber terpercaya.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR