Bahkan soal pakaian, saat kuliah dulu bajunya juga hanya dua potong. Dia memakainya secara bergantian.
Itu karena baju itulah yang dinilainya paling layak dipakai kuliah daripada baju lainnya.
Dia merasa sedih kalau musim penghujan tiba. Acapkali bajunya basah kena hujan saat berangkat kuliah naik sepeda.
Tidak hanya baju, tetapi juga sepatunya yang basah kuyup. Maka di dalam kelas dia akan berjibaku antara konsentrasi pelajaran dengan dinginnya pakaian yang basah.
Jadi guru honorer selama 8,5 tahun
Apalagi, meski menempuh jarak yang cukup jauh, dia kerap menahan dahaga.
Sebab Devi tidak pernah membawa uang saku. Uang yang dibawanya hanyalah uang untuk persiapan jika sewaktu-waktu bannya bocor.
"Untuk jaga-jaga bayar tambal ban saja," ungkapnya.
Hingga kemudian secara perlahan dia mulai mandiri dengan bekerja serabutan, terutama guru privat.
Alhasil seiring berjalannya waktu, dia mampu membeli motor bekas yang lumayan menggantikan sepeda anginnya.
Dia kemudian menjadi guru honorer di sebuah SD di pinggiran Kota Kediri. Dia menjalaninya selama 8,5 tahun sebelum akhirnya lolos tes CPNS di Nganjuk.
Oleh sebab itu, dengan status barunya sebagai PNS itu, merupakan pencapaian yang cukup membanggakannya.
"Hasil tidak akan mengkhianati proses, jika kita ikhlas menjalani profesi yang kita cintai." pungkas Devi.
Kisah Devi ini juga ditulisnya melalui akun Facebooknya dengan nama yang sama, Devi Ratih Oktavia, pada 9 Mei 2019. (M Agus Fauzul Hakim)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Devi Lolos Tes CPNS: 8,5 Tahun Jadi Guru Honorer, Bayar Kuliah Pakai Uang Hasil Parkir")
Baca Juga : Penyakit Cacar Monyet Ditemukan di Singapura: Apa Itu Cacar Monyet dan Seberapa Bahayanya Bagi Kita?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR