Sekitar usia 14 tahun, mereka akan dipromosikan menjadi pengawal selama upacara keagamaan.
Seorang uskup atau pendeta akan memberikan pedang yang dipersucikan kepada pengawal baru.
Mereka kemudian akan bersumpah untuk menggunakannya untuk tujuan terhormat atau untuk membela iman.
Tugas penting lainnya adalah merawat kuda-kuda tuan, karena tunggangan ini sama pentingnya dengan ksatria seperti baju zirah dan senjatanya.
Baca Juga : Kisah Backpacker yang Diculik Anggota Geng Motor Selama 2 Bulan, Diperkosa dan Matanya Akan Dicungkil
Tugas-tugas lain lebih bersifat domestik, misalnya, mengelola gudang anggur, mengukir daging saat makan, menunggu meja saat jamuan makan, membantu seorang tuan selama pesta dan upacara lainnya.
Seorang calon ksatria sering bertugas sebagai pengawal selama sekitar tujuh tahun, hingga ia mencapai usia 21 tahun.
Tidak ada jaminan, bagaimanapun, bahwa pengawal akan dijadikan ksatria.
Sebelum pengawal bisa dijadikan ksatria , ia harus mendapatkan baju besi dan senjatanya sendiri.
Dalam beberapa kasus, peralatan dapat diberikan kepada pengawal oleh tuannya, dijarah di medan perang, atau dimenangkan dalam turnamen.
Namun, lebih sering barang-barang ini harus dibeli.
Kualitas senjata dan baju besi yang dijual beragam, mulai dari yang berkualitas tinggi yang dibuat khusus oleh bengkel kekaisaran, dan oleh perakit Jerman dan Italia yang terkenal, hingga barang bekas dan usang yang dapat dengan mudah dibeli di pasar dan toko.
Meskipun demikian, bahkan peralatan dengan kualitas lebih rendah membutuhkan biaya yang cukup besar, dan tidak semua pengawal mampu membelinya.
Baca Juga : Ini Bahayanya Jika Kita Sering Konsumsi Obat Untuk Meredakan Rasa Sakit
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR