Mantan Ketua Komite Nasional untuk Haji dan Umrah di Kamar Dagang dan Industri Mekah, Saad Jameel Al-Qurashi, menuturkan setiap jemaah menghabiskan waktu yang berbeda ketika berada di Saudi.
"Warga negara India, Pakistan, dan Bangladesh lebih memilih untuk tinggal selama 30 hari, sementara beberapa jemaah Mesir lebih suka tinggal hingga 20 hari," katanya.
Dia berpendapat, salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pengunjung internasional yang beragam adalah dengan globalisasi gerai makanan dan minuman.
"Ada kebutuhan untuk membuka restoran asing di Mekah agar jemaah bisa mengunjungi restoran dan mencicipi hidangan dalam suasana modern," ujar Al-Qurashi.
Dengan beragamnya sektor makanan diyakini akan merangsang sektor perhotelan dan mendukung diversifikasi bagi lebih dari jemaah dari 150 negara yang bertemu di satu tempat selama Ramadhan.
"Jemaah ingin membeli barang-barang yang tidak mereka temukan di negara mereka," tuturnya.
Al-Qurashi menilai perlu pembentukan badan-badan ekonomi penelitian untuk meninjau tingkat pengeluaran jemaah selama berada di kota suci.
Selain itu, perlu juga penjualan oleh-oleh yang diproduksi oleh warga negara Saudi sehingga mencontohkan semangat Mekah.
Data dari Kementerian Haji Saudi pada awal bulan ini menunjukkan, jumlah jemaah terbesar yang melakukan umroh berasal dari Pakistan (1.353.625), diikuti oleh Indonesia (881.459), India (579.443), Mesir (405.750) dan Turki (279.038). (Veronika Yasinta)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Negara Mana yang Paling Banyak Belanja Selama Haji dan Umroh?")
Baca Juga : Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR