Para peneliti menemukan bahwa mikrobioma asing mengubah perilaku depresi pada penerima.
Namun, transplantasi tidak menyebabkan perubahan dalam perilaku tikus dengan kecemasan.
Tim menyarankan perilaku tipe depresi lebih diatur oleh mikrobioma usus, sementara perilaku tipe kecemasan mungkin dipengaruhi oleh perubahan aktivitas saraf yang dihasilkan oleh pengalaman stres.
"Meskipun masih banyak penelitian yang masih harus dilakukan, kami dapat membayangkan aplikasi masa depan di mana kami dapat meningkatkan pengetahuan tentang interaksi microbiome-otak untuk mengobati gangguan kejiwaan manusia," kata Bhatnagar.
"Jika kita akhirnya bisa memvalidasi efek perilaku menguntungkan dari bakteri tertentu, kita bisa mengatur panggung untuk perawatan psikiatris baru."
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR