Idealnya, sahur terdiri dari beras merah atau karbohidrat lain yang tinggi serat, ikan dan ayam yang tidak digoreng sebagai sumber protein dan lemak sehat, serta sayur dan buah yang tinggi air, karbohidrat kompleks dan serat.
Mengenai sahur dengan nasi, mi instan dan telur, ahli gizi tersebut dengat tegas melarangnya.
“Itu salah, enggak bisa begitu! Itu harus lengkap seperti yang saya bilang.
Baca Juga : Sebelum Bakar Anaknya Dalam Mobil, Pria Ini Berpesan pada Mantannya: Kamu Tidak akan Melihat Anak Kita Lagi
Kalau dia makan nasi dengan mi instan, itu artinya karbohidrat dengan karbohidrat yang sama-sama sederhana dan diserapnya cepat.
Dia juga akan cepat lapar,” ujarnya.
3. Dokter Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp. GK
Sementara itu, dr Juwalita yang merupakan Spesialis Gizi Klinis dari RS Pondok Indah – Pondok Indah punya pendapat yang sedikit lebih positif mengenai menu ini bila dimodifikasi dengan tambahan sayur.
Baca Juga : Indonesia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, Peserta Sidang PBB Kompak Pakai Batik, Termasuk Sekjen PBB
Ketika diwawancarai usai paparannya yang bertajuk “Panduan Nutrisi selama Berpuasa pada Kondisi Khusus” di Jakarta, Senin (29/4/2019); dokter ini berkata bahwa sahur dengan nasi, mi instan diperbolehkan selama serat dan proteinnya mencukupi.
Serat dan protein ini didapatkan dengan menambahkan telur atau daging, dan sayur atau buah ke menu nasi dan mi instan.
Namun, pastikan jumlah seratnya proporsional dengan jumlah karbohidratnya. Setidaknya, serat harus 10 persen dari karbohidrat.
Baca Juga : Ditemukan Udang yang Disuntik dengan Gel Berbahaya di China untuk Menghasilkan Keuntungan yang Besar
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR