Ini karena Norwegia telah mengimpor beberapa produk ikan laut seperti barramundi, tuna, red snapper, makarel dan komoditi hasil laut lainnya seperti kepiting, udang, cumi-cumi, lobster serta rumput laut.
Kabar baik bagi Indonesia itu terungkap saat Todung Mulya Lubis berkujung ke perusahaan Importir Norwegia Sletten Norge AS (sektor seafood) dan Scanesia AS (produk makanan/minuman kemasan).
Meski sudah menjadi yang ekportir terbesar untuk beberapa jenis ikan laut, nyatanya Indonesia masih kalah oleh China sebagai produsen ikan laut terbesar di dunia.
Setidaknya hal ini juka merujuk pada data tahun 2016 yang diunggah sendiri oleh Menteri Susi melalui akun Twitter-miliknya.
Last week’s meeting with the EU ambassador discussing The EU Fish Market research brought to light Indonesia’s success as the second largest fish producer in the world! I do believe if we fix the issue of Illegal Unreported Unregulated fishing Indonesia might be number 1! ???? pic.twitter.com/FZ9YdQaBqI
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) May 7, 2019
Dalam tabel yang diunggah oleh Menteri Susi tersebut, total produksi perikanan Indonesia mencapai 23,2, juta ton.
Dengan rincian 6,5 juta ton merupakan perikanan tangkap dan 16,6 juta ton merupakan perikanan budi daya.
Dengan pencapaian tersebut, Indonesia berada di posisi kedua negara produsen ikan terbesar di dunia.
KOMENTAR