Produk itu berupa berbagai jenis ikan laut (barramundi, tuna, red snapper, macarrel) dan komoditi hasil laut lainnya seperti kepiting (king crab), udang (emperor prawn/shrimp), cumi-cumi, lobster dan rumput laut.
Dikatakannya proses pembersihan, pemotongan, pengepakan dan pendinginan/pembekuan komoditi tersebut dilakukan di Indonesia, selanjutnya dikirim ke Norwegia dengan kapal laut dengan volume rata-rata impor sekitar 10-20 ton per minggu.
SN-AS mendistribusikan produk yang diimpornya kepada para penjual grosir di seluruh wilayah Norwegia dan Nordik, serta negara Eropa lainnya.
Menurut importir tersebut komoditi hasil laut Indonesia umumnya masuk dalam benchmark mereka dan tropical-fish yang masih memiliki peluang besar di pasar Eropa.
Namun demikian, eksportir diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produknya, yang diketahui asalnya dan mempertahankannya, sehingga dapat memenuhi sertifikasi yang ditetapkan di Eropa, khususnya di Norwegia.
Baca Juga : Disarankan Dikonsumsi Penderita Kanker Seperti Ani Yudhoyono, Apa Sebenarnya Bawang Putih Hitam?
Selain produk ikan laut, importir asal Norwegia, Scanesia AS, juga mengimpor produk makanan/minuman kemasan dari Indonesia untuk dipasarkan di Norwegia, dan negara Nordik.
Beberapa produk makanan/minuman kemasan Indonesia yang diimpor antara lain, bumbu masak, sambal/kecap/saus, kacang KOKITA, mie instan dan sambal/kecap ABC, mie/spagheti kemasan dan sambal/kecap/bumbu sate BALI Kithcen, NU Green Tea, Exotico (minuman kemasan), Permen Jahe (Sina – Sidoarjo), Bon Cabe KOBE, jus buah (kemasan) ABC, dan sebagainya.
Indonesia adalah produsen ikan tuna terbesar di dunia, dengan hasil tangkapan bernilai hingga 5 miliar dollar AS atau hampir Rp 71 triliun setahun.
Jika dihitung-hitung, satu dari enam ekor tuna yang ditangkap di dunia selama tiga tahun terakhir ini berasal dari Indonesia.
Data resmi Food and Agriculture Organization (FAO) melalui SOFIA pada 2016 menunjukkan bahwa terdapat 7,7 juta metrik ton tuna dan spesies seperti tuna ditangkap di seluruh dunia.
Di tahun yang sama, Indonesia memasok lebih dari 16 persen total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta ton pertahun. Sedangkan pada 2017, volume ekspor tuna Indonesia mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS.
Baca Juga : Unik, di Kampung Ini, 'Buaya dan Manusia' Hidup Rukun, Konon karena Sebuah Perjanjian di Masa Lalu
Berhasilnya Indonesia menjadi negara sebagai pemasok tuna terbesar di dunia menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, tak lain karena buah manis dari upaya pemberantasan illegal fishing.
Dalam kurun waktu 4,5 tahun sudah ada 488 kapal pencuri ikan ditenggelamkan sehingga memberi kesempatan bagi nelayan Indonesia untuk mempertahankan mata pencahariannya dan juga Indonesia memiliki stok ikan yang cukup untuk diekspor. (Akhdi Martin Pratama)
Artikel ini telah tayang di Kompa.com dengan judul Tuna hingga Lobster Indonesia Mulai Kuasai Pasar Dunia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR