Danau sejauh 15 mil jauhnya biasa dia tempuh dengan bersepeda (yang membutuhkan waktu sekitar satu jam) atau berjalan (empat jam sekali jalan).
Kadang dia bisa menghabiskan lima jam memotong kayu, jika dia suka.
Kadang duduk dan membaca buku. Kadang menatap langit dan mengagumi keindahannya. Atau terkadang berjalan-jalan di hutan dan berkomunikasi dengan alam.
"Ketika saya berjalan, saya tidak terganggu oleh apa pun."
"Saya mendengarkan nyanyian burung-burung, saya merasa damai," katanya.
Kehidupannya memancarkan ketenangan luar biasa sehingga dirinya tidak ingat kapan terakhir kali dia marah.
"Saya bahkan tidak bisa memikirkan apa yang akan membuat saya stres," katanya.
Dia membuat roti buatan sendiri untuk makan siang dengan selai, makan kentang dan sayuran.
"Saya biasa makan kentang dan sayuran setiap hari."
"Seringkali hanya itu, meskipun sekali atau dua kali dalam seminggu saya makan ikan makarel dan ikan trout."
Dia berjalan sekitar satu jam ke pub untuk menikmati malam dengan alunan musik tradisional setiap minggu, atau menikmati satu gelas bir dengan teman-teman.
Semua orang di komunitas lokal datang untuk memberinya kulit rusa (dia ingin mencoba membuat sepatu kulit rusa sendiri).
Dia berkata, "Saya tidak akan pernah bisa tinggal di kota lagi - suasana, kualitas udara, air yang tidak jernih," katanya.
"Ketenangan di sini melindungi saya."
"Saya berada dalam keadaan yang sangat damai - itu melindungi saya seperti jubah ketika saya pergi ke seluruh dunia." (Adrie P. Saputra/Suar.ID)
(Artikel ini sudah tayang di suar.grid.id dengan judul “Seorang Pria Hidup Tanpa Listrik Selama 3 Tahun, Meninggalkan Dunia Modern dan Hidup dengan Damai”)
Baca Juga : Ingin Gempur Markas ISIS, AS Kerahkan F-35, Jet Tempur Paling Mematikan yang Ada di Dunia
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR