Peran kaisar di Jepang pada era modern ini layak untuk dipertanyakan, dan sebagian besar orang masih menganggapnya bukan sebagai manusia.
"Bahwa sekarang orang masih menyambut kaisar seperti dewa yang hidup, kaisar dan permaisuri berusaha keras untuk berbicara sebagai manusia," kata Takehsi Hara seorang Ilmuwan Politik dan pakar sistem kekaisaran di Universitas Terbuka Jepang.
Monarki Jepang secara turun temurun telah dimulai sejak 600 SM, demikian tulis BBC
Kaisar Jepang dipandang sebagai dewa tetapi, hal itu ditinggalkan sejak Hirohito dan Akihito menyatakan diri sebagai makhluk fana di akhir Perang Dunia II.
Akihito juga secara resmi melanggar norma-norma sebagai kaisar pada 1991 ketika berlutut untuk berbicara kepada orang-orang yang terkena dampak letusan.
Interaksi keduanya adalah dengan orang-orang penderita penyakit kronis seperti kusta yang terpinggirkan di Jepang, juga merupakan perubahan yang tajam dari tradisi kekaisaran pada masa lalu.
Setelah 30 tahun menjadi Kaisar, Akihito akhirnya melepaskan jabatan itu dan menyerahkannya kepada Naruhito pada (1/5/2019).
Baca Juga : Dengan Diet Sederhana, Pria Ini Turunkan Berat Badannya Hingga 49 Kilogram
Source | : | npr.org,BBC |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR