Pasukan Jepang bertempur atas nama Kaisar Hirohito dan Putra Mahkotanya Akihiti, diharapkan akan tumbuh menjadi komandan militer tertinggi dinegeri sakura.
"Dia dididik dan dilatih untuk menjadi kuat dan tangguh," kenang Mototsugu Akashi, yang merupakan teman sekelas masa kecil Akihito.
"Kesanku pada Akihito, dia lebih egois daripada baik," terangnya.
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II mengubah sikap Akihito menjadi Pasifis, menurut Akashi.
"Waktu itu menghasilkan perasaan kuat, terhadap perang dengan adanya perang yang melibatkan ayahnya sebagai Kaisar," tambahnya.
Pada 1 Januari 1946, Kaisar Hirohito menyatakan diri sebagai makhluh Fana bukan makhluk Ilahi, tahun berikutnya konstitusi pascaperang yang dirancang AS oleh Jepang mengambil kedaulatan kaisar.
Hal itu memberikannya kepada rakyat dan menjadikan raja sebagai boneka tanpa kekuatan politik.
Source | : | npr.org,BBC |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR