Namun jika demikian, ini menimbulkan pertanyaan mengapa gereja-gereja Kristen dan hotel-hotel kelas atas yang menjadi target pengeboman, bukannya simbol komunitas Buddhis Sinhala. Kita bisa berspekulasi tentang logika radikalisasi dan kemungkinan manifestasinya.
Ada kemungkinan bahwa, jika diilhami oleh kelompok Islam, pengeboman itu bukanlah pembalasan langsung atas kerusuhan anti-Muslim tahun lalu, tetapi bagian dari agenda jihad yang lebih luas, ada indikasi bahwa ledakan ini merupakan respons atas penembakan yang terjadi di dalam mesjid di Christchurch, Selandia Baru oleh teroris ekstrem kanan Australia.
Ketika para tersangka teroris ditangkap dan senjata telah ditemukan oleh pihak keamanan di Sri Lanka, tiga polisi tertembak mati.
Jelas, siapa pun yang bertanggung jawab pasti seorang penembak jitu dan mungkin terafiliasi dengan jaringan teroris internasional.
Dugaan ini mendukung spekulasi bahwa pejuang ISIS yang kembali telah bergabung dengan NTJ .
Pemerintah Sri Lanka dinilai lamban dalam merilis rincian siapa yang bertanggung jawab atas ledakan ini, karena tahu ketegangan etnis dan agama dapat muncul karenanya.
Identifikasi oleh pemerintah dapat dijadikan kendaraan untuk memulai pertumpahan darah antar etnis lainnya.
Jika keterlibatan NTJ terbukti, atau jika elemen-elemen yang lebih radikal dari komunitas Buddhis terpengaruh oleh spekulasi lebih luas, kemungkinan besar Muslim Tamil di Sri Lanka akan menanggung beban pembalasan mereka.
Dengan cara inilah roda konflik agama dan etnis Sri Lanka berjalan. (Gita Laras Widyaningrum)
(Artikel ini sudah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Sejarah Kekerasan di Sri Lanka, Hubungannya dengan Aksi Pengeboman dan ISIS”)
Baca Juga : Bukan Pantulan, Tapi Ini Alasan Warna Langit dan Air Laut Sama-sama Warna Biru
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR