Eksperimen yang dilakukannya adalah mengirim foton (partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik) ke beberapa miliar detik sebelumnya.
"Teori kami memiliki sensor otomatis terhadap hal-hal yang sama sekali tidak konsisten.
Ketika foton mencoba kembali ke masa lalu dengan sangat keras, sebenarnya sama sekali tak ada yang berubah," jelas Lloyd.
Selain Lloyd, banyak ilmuwan yang mempelajari perjalanan waktu ke masa lalu juga menemukan hasil sama.
Untuk diketahui, teori relativitas khusus Einstein disertai dengan relativitas umum yang menyatakan bahwa waktu dan ruang sebenarnya adalah hal yang sama dan keduanya dipengaruhi gravitasi.
Meski secara teori bergerak melalui lubang cacing mungkin, tapi dalam praktiknya, hal ini bertentangan dengan peraturan termodinamika.
Dalam teori termodinamika, sistem tertutup beralih dari keteraturan menjadi gangguan yang mencegah terbentuknya loncatan waktu dekat.
Artinya, teori ini mengungkapkan bahwa penjelajahan waktu tidak mungkin terjadi.
Kecuali manusia masa depan entah bagaimana dapat melakukan perjalanan lebih cepat daripada cahaya atau mengubah hukum termodinamika.
Baca Juga : Temui Askia Mohammad I, Kaisar dan Pimpinan Militer yang Gulingkan Dinasti Sunni
Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Gloria Setyvani Putri dengan judul "Seberapa Faktualkah Perjalanan Waktu seperti di Film "Sci-Fi"?"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR