Namun sumber perbankan dan diplomat mengisyaratkan sumber bantuan tersebut akan ditutup, menyusul bank sentral di Tripoli yang mengambil langkah pembatasan terhadap operasional bank-bank di timur Libya.
Bank-bank tersebut telah berjuang dalam beberapa bulan terakhir untuk memenuhi persyaratan setoran minimum, yang jika tidak dipenuhi maka dapat menjadi alasan bagi bank sentral Tripoli untuk memutus aksesnya terhadap mata uang keras.
"Terjadi krisis perbankan yang membayangi dan mengancam dapat merusak kemampuan otoritas timur untuk mendanai diri merekam," kata Claudia Gazzini, analis senior Libya di International Crisis Group (ICG).
"Krisis itu bahkan sudah dimulai sejak sebelum pertempuran terjadi antara LNA dengan GNA," tambahnya. Setidaknya 264 orang dilaporkan tewas selama pertempuran, sementara lebih dari 1.288 lainnya mengalami luka-luka.
Peningkatan kekerasan yang terjadi telah memicu kecaman komunitas internasional, yang memperingatkan konflik lebih lanjut berpeluang membawa negara itu kembali ke perang saudara.
Puluhan ribu orang telah mengungsi saat pasukan Haftar bergerak ke pinggiran kota di sekitar ibu kota.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR