Mbah Sayem berjenis kelamin laki-laki diperkirakan berusia berusia sekitar 45-55 tahun.
Tim peneliti menemukan Si Mbah dengan sisa rangka yang cukup lengkap.
Gigi yang ditemukan masih melekat pada mandibula (rahang bawah) dan maksila (rahang atas) berjumlah 28 buah dan sembilan di antaranya mengalami karies.
Kesembilan gigi tersebut meliputi empat jenis gigi yaitu gigi seri (incisor), gigi taring (canine), gigi geraham kecil (premolar), dan gigi geraham (molar).
Pada masa itu, Mbah Sayem hidup di lingkungan hutan hujan tropis dataran rendah, dengan tumbuhan berkayu yang kemungkinan tidak bisa dikonsumsi.
Temuan alat batu dan tulang yang digunakan mengindikasikan bahwa manusia yang hidup pada zaman itu terlibat dalam aktivitas berburu dan seringkali hidup berpindah tempat mengikuti ketersediaan sumber pangan mereka.
Meski tidak ditemukan bukti adanya konsumsi karbohidrat pada masa itu.
Diyakini bahwa karies pada gigi Mbah Sayem disebabkan karena tidak adanya informasi atau pengetahuan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
(Anita Tamu Ina)
Artikel ini telah terbit di Majalah Intisari dengan judul “Karies, Derita Warisan dari Nenek Moyang”
Baca Juga : Mengenang 1 Tahun Kematian Sridevi: Ternyata Ada Catatan Kelam Industri Bollywood Bagi Perempuan
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR