Namun, Bintoro tidak mengecilkan kemungkinan pakar-pakar Indonesia akan turut berpartisipasi pada proyek serupa.
Kolaborasi adalah kunci yang disebutkan Bintoro.
Tidak hanya fisikawan, teknokrat dari berbagai bidang tentunya diperlukan dalam kolaborasi ini.
“Meskipun bukan dalam institusi, kolaborasi masih dapat dilakukan dalam ranah individu,” paparnya.
Baca Juga : Sedang Dirawat di Panti Rehabilitasi, Caleg Stres Masih Saja Suka Umbar Janji Seolah Dirinya Sedang Kampanye
Disisi lain, Bintoro mengakui bahwa riset mengenai black hole memang bukan lagi pada jaman keemasannya, meski tren tersebut kembali menanjak beberapa waktu belakangan.
Banyak hal yang masih menjadi misteri para ilmuan seperti paradoks informasi dalam black hole.
Bintoro mengklaim penemuan black hole ini pastinya menggelitik rasa penasaran para fisikawan serta engineer untuk berkompetisi dan mengambil bagian sesuai bidang keilmuannya.
Tentunya dukungan pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Yohanes Enggar Harususilo dengan judul "Dampak Penelitian "Black Hole" untuk Indonesia"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR