Di lain sisi, stres juga masalah yang umum dan serius, tapi ia sering diremehkan dan dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Caleg Gagal 'Curhat' Setelah Shalat Jumat, Warga Kompak Keluar Masjid Lalu Kembalikan Karpet dari Caleg
Untuk diketahui, depresi dan stres adalah hal yang berbeda.
Keduanya memiliki gejala yang berbeda, baik ketika dirasakan oleh diri sendiri, teman, anggota keluarga, dan rekan kerja.
Psikiater dr. Dimitrios Paschos mengatakan, depresi merupakan kondisi klinis yang memiliki beberapa gejala yang jelas.
"Ini merupakan penyakit umum yang cukup banyak menyerang populasi dunia. Sama seperti gangguan kardiovaskular, depresi dikategorikan sebagai sebuah penyakit," ujarnya.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Berbeda dengan depresi yang diklasifikasikan sebagai penyakit, stres disebut hadir dalam jutaan bentuk dan memiliki arti berbeda bagi setiap orang, apakah itu stres karena masalah keluarga, tekanan pekerjaan dan keuangan, juga kesepian.
Sesuatu yang dianggap seseorang sebagai tugas sehari-hari dan dapat diselesaikan dengan mudah, bisa menjadi sumber stres bagi yang lainnya. Jadi, menurut Paschos, stres lebih sulit untuk didefinisikan.
"Stres bukan istilah yang kami rujuk dalam pengertian medis. Meski begitu, kami memiliki banyak cara untuk mengukur kecemasan. Banyak orang mengatakan ‘stres’ padahal sebenarnya mereka berbicara tentang kecemasan," jelasnya.
Kecemasan, dalam konteks klinis, berarti dua hal.
Baca Juga : Gadis 11 Tahun Meregang Nyawa Setelah Sikat Gigi, Peringatan untuk Orang Tua!
Source | : | Tribun Medan |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR