Juga hadir Pengasuh Pesantren Salafiyah, Pasuruan KH Idris Hamid, Pengasuh Pesantren Gersempal Sampang, KH Syafiuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Al-Hikam, Burneh, Bangkalan, KH Nuruddin Rahman, Pengasuh Pesantren Langitan, Tuban, KH Maksum Faqih, serta Pengasuh Pesantren Panji Kidul Situbondo KH Zakky Abdullah.
Kata Gus Ipul, forum tadi menyepakati beberapa hal antara lain, menyerukan kepada umat Islam di Jawa Timur dan di Indonesia pada umumnya, untuk tidak terprovokasi dengan kondisi politik pasca Pilpres 2019.
Para kiai dan pimpinan pesantren tadi kata Gus Ipul, juga sepakat menjaga suasana masyarakat yang aman dan kondusif, menjauhi segala bentuk provokasi dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah ummat.
"Mulai sekarang sudah tidak ada lagi 01 dan 02, yang ada 0 : 0," jelasnya.
Sementara itu, KH Miftahul Akhyar, penjabat Rois Aam PBNU meminta seluruh lapisan bangsa Indonesia untuk bersabar menunggu proses penghitungan suara yang dilakukan KPU.
"Mari ikut mengawasi agar KPU bekerja adil dan amanah sesuai undang-undang yang berlaku untuk menghasilkan pemilu yang berkualitas," jelas pimpinan pesantren Miftahussunnah Surabaya ini.
Baca Juga : Menurut Kajian Australia, Pemilu di Indonesia adalah Pemilihan Paling Rumit dan Paling Menakjubkan di Dunia
KOMENTAR