Dia berkeliaran di Hong Kong Island yang merupakan kawasan termewah di sana, dan mengaku selalu menemukan benda-benda berguna yang dibuang orang.
Menjadi gelandangan membuatnya mendapat pengalaman baru. Karena itu, setiap hari dia bakal pergi ke Perpustakaan Pusat di Causeway Bay di mana dia bisa menggunakan akses internet gratis.
Di sana, dia bakal menuliskan segala pengalamannya selama hidup di jalanan. Meski bukan blogger populer, saat ini sudah ada 6.000 orang yang membaca tulisannya.
"Jika Anda ingin bahagia, daripada menjadi manusia yang selalu membawa beban harga diri dan kebanggaan, Anda bisa berpikir laksana hewan," katanya.
Saat itu Macau, dia sempat berpacaran selama tiga tahun. Namun sejak saat itu, dia memutuskan terus melajang. Dia juga memutuskan hubungan dengan orangtua dan keluarganya.
Baginya, keputusan tersebut adalah pilihan terbaik karena jika dia masih berhubungan, dia merasa stres dan kesakitan.
Dia juga menyebut ada satu bagian yang membuatnya suka menjadi gelandangan.
Baginya, menjadi gelandangan berarti tidak harus capek-capek memikirkan bagaimana esok hari.
Dia cukup melewati hari ini, dan biarkan nasib yang memutuskan seperti apa besok. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tinggalkan Karir yang Mapan, Pria Ini Pilih Jadi Gelandangan"
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR