Sebelumnya pada Januari lalu, Mahathir sempat mengumumkan pembatalan proyek yang 85 persen pembiayaannya ditanggung Bank Ekspor-Impor China tersebut.
Perdana menteri berusia 93 tahun itu meminta pemahaman pihak terkait untuk bisa mengetahui dengan pasti kondisi keuangan Negeri "Jiran" tersebut.
"Proyek ini bakal membuat kami jadi miskin karena menelan 100 miliar ringgit (Rp 341 triliun). Kami melakukannya karena kami sedang mengetatkan ikat pinggang kami," ulasnya.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir: Denda Rp 74 Triliun Jadi Alasan Proyek Kereta Cepat China Dinegosiasikan Ulang".
Baca Juga : Sebut Israel Sebagai 'Negara Perampok', Mahathir Mohamad: Kalian Tak Berhak Rebut Tanah Palestina
KOMENTAR