"Kalau banyak faktor yang terlibat ya mungkin ekspektasinya udah tinggi, mungkin juga dia sudah menaruh sekian banyak saham dana disitu mungkin juga, keluar kerjaan, gadai rumah, ada tekanan lain," ugkap Liza saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (16/4/2019).
Kemudian ada juga penyebab yang bisa datang dari diri sendiri, misalnya memiliki sifat yang tidak bisa legowo, sehingga saat tidak menerima kekalahan akan memancing emosi yang dapat menimbulkan stres.
"Karakter yang bukan legowo, karakter yang perfectionist, yang keras, jadi dia ngerasa gak dapet ya ngamuk lah dia itu," kata Liza.
Faktor lainnya yang dapat memancing stres pada caleg adalah faktor lingkungan, misalnya si caleg memiliki jiwa yang legowo tapi keluarga terus menyalahkan kekalahannya juga bisa menyebabkan stres.
Permasalahan caleg stres, acab kali sudah mewarnai dinamika perpolitikan di Indonesia pascapemilu.
Sikap optimis yang terlalu berlebihan, dan juga pengorbanan yang lebih dari yang dimiliki menjadi pemicu penyebab stres.
Baca Juga : Pemilu Sudah Berakhir, Yuk Perbaiki Hubungan dengan Kerabat yang Sempat Retak
Source | : | tribunnews,kompas,Tribun Manado |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR