Bagaimanapun juga Soekarno dan Hatta tetap berbeda.
Terlalu jauh perbedaan mereka sebagai pribadi dan dalam cara mereka bertindak, baik di masa Pergerakan Nasional maupun penyelenggaraan negara.
Namun betapa pun kerasnya mereka saling mengkritik di bidang politik dan dalam persoalan penyelenggaraan negara, mereka toh tidak saling membenci.
Ini terungkap jelas dalam pesan Bung Hatta kepada para aktivis Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru), setelah Bung Karno meriyatakan keluar dari Partindo dan PPPKI.
Meskipun dalam reaksinya Hatta mengatakan bahwa sikap Soekarno itu mencemarkan seluruh pergerakan nasional, dia pun mengingatkan jasa-jasa Soekarno bagi pergerakan.
Hingga keduanya memenangkan pemilu pertama Indonesia, perbedaan tak bisa lagi dipertemukan.
Akhirnya tanggal 1 Desember 1956 Bung Hatta secara resmi mengundurkan diri sebagai wakil presiden.
(Artikel ini pernah tayang di majalah INTISARI edisi agustus 2002)
Baca Juga : Pemilu Sudah Berakhir, Yuk Perbaiki Hubungan dengan Kerabat yang Sempat Retak
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR