Pada saat itu, China sudah memiliki senjata nuklir, sehingga konflik antara kedua negara sosialis itu bisa saja memicu Perang Dunia Ketiga dengan perang nuklir maha dahsyat dalam waktu singkat.
Cukup mengejutkan, bahkan setelah konflik berlangsung selama beberapa bulan (tanpa bentrokan langsung, hanya terbatas pada penembakan di seluruh pulau), kedua pihak kemudian berhasil mencapai perdamaian.
Pada 11 September 1969, Perdana Menteri Soviet Alexei Kosygin mengunjungi Beijing.
Dia dan mitranya Zhou Enlai mencapai kesepakatan untuk berhenti berkonflik dan bernegosiasi untuk menggambar ulang perbatasan.
Selanjutnya pada 1989, Mikhail Gorbachev dan Deng Xiaoping menandatangani perjanjian tentang demiliterisasi perbatasan, dan menyatakan hubungan bilateral menjadi normal.
Beberapa tahun kemudian, Uni Soviet tidak ada lagi, dan pada 1991 Rusia secara resmi menyerahkan Pulau Damansky ke China.
Baca Juga : Bagaimana DNA Suku Papua Nugini Ungkap Spesies Manusia yang Telah Punah Ratusan Tahun Lalu?
Source | : | rbth.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR