Telah disebutkan bahwa rute perdagangan ini tidak benar-benar diperbaiki selama berabad-abad, dan berubah dari waktu ke waktu.
Wajar jika kota dan kerajaan akan memungut pajak atas pedagang yang memasuki wilayah mereka.
Wajar pula jika pedagang mencari daerah-daerah yang pajaknya paling rendah, sehingga memaksimalkan keuntungan mereka.
Oleh karena itu, pedagang tentu akan lebih suka bepergian melintasi daerah-daerah di mana pajak yang dikenakan pada mereka adalah yang terendah.
Namun demikian, ada juga faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti stabilitas politik daerah-daerah itu, dan jika rute tersebut aman dari bandit dan bencana alam.
Kedatangan karavan dagang membuat kota dan kerajaan berkembang.
Misalnya, Gurun Negev di Israel selatan saat ini adalah bagian dari rute dupa kuno.
Sebagai hasil dari perdagangan dupa yang menguntungkan, Kerajaan Nabatea, yang mengendalikan daerah itu pada waktu itu, menjadi makmur.
Sisa-sisa kota yang didirikan di sepanjang rute perdagangan untuk memenuhi karavan adalah bukti dari kemakmuran ini.
Kota-kota Haluza, Mamshit, Avdat dan Shivta, yang sekarang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO, adalah beberapa contoh kota-kota tersebut.
Di beberapa permukiman kuno di Yaman, misalnya, para arkeolog telah menemukan sherds tembikar dengan gaya yang menyerupai yang berasal dari situs kemenyan di Oman.
Baca Juga : Berasal dari Abad ke-5, Mosaik Bahtera Nuh Langka Ditemukan di Sinagog Israel Kuno
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR