Advertorial
Intisari-Online.com – Ada banyak orang baik di dunia ini.
Namun jika Anda tidak menemukannya, maka jadilah salah satu orang baik tersebut.
Mungkin itulah kalimat yang diyakini Peter Tabichi.
Bagaimana tidak, guru asal Kenya ini dengan baik hatinya memberikan 80% dari Rp14 miliar uang hadiah yang dia dapatkan untuk membantu siswanya yang kekurangan.
Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia
Mungkin apa yang dilakukan Peter dikarenakan ia seorang guru.
Namun bagaimana dengan bocah di bawah ini?
Usianya masih 12 tahun dan Nicanor Quinteros sama seperti anak lelaki seusianya.
Dia tinggal bersama neneknya Ramona, pergi ke sekolah, dan suka minum susu.
Nicanor Quinteros tidak berbeda dari anak-anak pada umumnya. Kecuali satu hal.
Dilansir dari Bright Side pada Minggu (14/4/2019), Nicanor mengelola sekolahnya sendiri.
Ya, bocah berusia 12 tahun tersebut memang mendirikan sebuah sekolah swasta untuk membantu anak-anak lain dengan pelajaran mereka.
Inisiatif ini bahkan telah dia lakukan selama 4 tahun lamanya.
Kisah inspiratif ini bermula ketika Nicanor Quinteros berusia 9 tahun.
Dia bertanya kepada neneknya apakah dia bisa membangun sekolah di sebelah rumah mereka.
Alasannya karena beberapa anak di lingkungannya tidak bisa bersekolah karena mereka tidak punya uang untuk membayar transportasi, tidak memiliki sepatu, dan beberapa lainnya menjadi tuna wisma.
Mendengar ucapan cucunya, Ramona, nenek Nicanor dengan senang hati menyetujui gagasan itu dan bersama-sama mereka mulai mengubahnya menjadi kenyataan.
Di halaman belakang rumahnya, di "Las Piedritas" di Pocito, San Juan, Argentina, Nicanor dan neneknya membangun sebuah sekolah bernama "Patria y Unidad”.
Mereka menggunakan kanvas dan tongkat untuk membuat ruang kelas, kotak buah sebagai kursi, dan mendaur ulang lembaran menjadi buku sehingga siswa dapat menulis dan belajar.
Ketika 4 tahun telah berlalu sejak itu, dan dengan bantuan tetangga dan orang-orang baik, Nicanor telah mampu membangun 2 ruang kelas lagi, loker, papan tulis, perpustakaan kecil, dan bel yang mengingatkan siswa untuk istirahat.
Beberapa guru yang mengajar adalah teman sekelasnya sendiri dan Nicanor bahkan memiliki kantor kepala sekolah sendiri.
Anak-anak "Las Piedritas" sendiri sangat berdedikasi dan tekun dalam studi mereka dan mereka selalu mengetuk pintu kepala sekolah sebelum sekolah untuk memberi tahu dia bahwa mereka telah tiba.
Baca Juga : Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama
Hingga hari ini, sekolah ini memiliki 36 siswa.
Kisah Nicanor semakin menjadi inspirasi ketika dirinya sendiri berjuang untuk studinya.
Diketahui, Nicanor harus melakukan perjalanan sejauh 4 kilometer dengan sepeda setiap hari untuk sampai ke sekolahnya.
Alasannya, dia bisa menghemat uang sakunya untuk menyediakan teh dan kue kepada murid-muridnya.
Nicanor melakukan yang terbaik untuk membantu anak-anak dalam pelajaran mereka dan kadang-kadang ia menjalankan kelas pada malam hari bagi mereka yang tidak dapat menghadiri mereka pada waktu reguler.
Karena hal ini, Nicanor dipuji oleh gubernur San Juan.
"Kami tidak percaya bahwa kami memiliki pahlawan di sini di Pocito,” kata gubernur San Juan.
Dan Nicanor Quinteros telah menginspirasi banyak orang, tidak hanya di Argentina, tetapi di seluruh dunia.