Suatu penelitian yang dilansir dari Medical News Today mengungkapkan bahwa bullying akan berdampak pada kesehatan si korban.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry juga menunjukkan bullying dapat menyebabkan perubahan fisik di otak dan meningkatkan kemungkinan penyakit mental.
Hasil dari penelitian yang dipimpin oleh Erin Burke Quinlan, dari King's College London di Inggris, bullying yang parah dikaitkan dengan perubahan volume otak dan tingkat kecemasan pada usia 19 tahun.
Korban bullying juga bisa mengalami pengurangan volume bagian otak yang disebut kaudat dan putamen.
Di sisi lain, seseorang yang suka membully juga dianggap mempunyai gangguan kesehatan mental.
Melansir psychcentral.com, sebuah studi dari Brown Univerity dan dipresentasikan dalam American Academy of Pediatrics menujukkan, mereka yang dianggap pengganggu (pembully) lebih dari 2 kali lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan dan gangguan kurangnya perhatian (ADD atau ADHD ).
Dalam studi tersebut juga menunjukkan pelaku bullying enam kali lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan oppositional defiant (ODD) ditandai oleh episode kemarahan dan permusuhan yang berkelanjutan.
"Studi ini memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang profil risiko pelaku intimidasi," kata Dr. Stefani Hines, direktur pusat pengembangan manusia di Rumah Sakit Anak Beaumont di Royal Oak, Mich, seperti yang dilansir dari abcnews.go.com.
Baca Juga : Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin dan Tradisi Penggal Kepada Suku Naulu
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR