Di sisi lain, Amerika Serikat telah lama mengeluh bahwa terlalu banyak anggota WTO yang mendefinisikan diri mereka sebagai negara-negara berkembang untuk mengambil keuntungan dari persyaratan status yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan perlakuan khusus.
Presiden AS Donald Trump sendiri kerap mencerca organisasi tersebut. Namun, negara-negara seperti China dan India bersikeras bahwa perlakuan istimewa adalah landasan penting dari sistem perdagangan global.
Meskipun menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengekspor terbesarnya, Beijing terus menyebut dirinya sebagai negara berkembang terbesar di dunia.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa negaranya akan mempertahankan posisinya, bahkan ketika Brasil telah setuju untuk melepaskan status negara berkembang sebagai imbalan atas dukungan AS untuk bergabung dengan OECD.
“Posisi China dalam reformasi WTO sangat jelas. Tiongkok adalah negara berkembang terbesar di dunia,” kata Gao.
“Kami tidak menghindar dari tanggung jawab internasional kami dan bersedia memikul kewajiban dalam WTO yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan pengembangan ekonomi kami sendiri," lanjutnya.
Baca Juga : Ding Zhui, Praktik Hukum di Mana Orang Kaya di China Menyewa Orang Miskin Untuk Menggantikan Kejahatannya
KOMENTAR