Menurut laporan dari pihak berwenang, Sato menghadapi tekanan fisik dan psikologis yang berat. Hal itulah yang menyebabkannya untuk mengakhiri hidupnya.
Sato melakukan pekerjaan terkait operasi kontrol, hal itu membutuhkan konsentrasi tinggi, bahkan dia bekerja pada shift malam 16 jam dalalam 7 kali sebulan.
Setelah ia memikul tanggung jawab besar ini pada Sepetember 2016, jam lemburnya mencapai 70 atau lebih dalam sebulan.
Ketika Sato mencoba meminta penangguhan atas lemburnya, bosnya memberi peringatan dan memaksanya untuk bekerja lembur tanpa bayaran.
Baca Juga : Romahurmuziy BAB Berdarah: Bisa Jadi Gejala Kanker Usus, Harus Colok Dubur untuk Pemeriksaan
Pada akhirnya setelah tidak tahan dengan semua itu, Sato memilih mengakhiri hidupnya dengan melakukan tindakan bunuh diri.
'Karoshi' adalah istilah yang diciptakan pada tahun 1970-an untuk menggambarkan kematian akibat gagal jantung atau stroke, atau orang yang mengambil nyawanya sendiri, sebagai hasil dari jam kerja yang panjang.
Diperkirakan 200 kematian di Jepang terkait dengan pekerjaan yang berlebihan pada tahun 2017.
Pada hari Senin, 1 April, Jepang memperkenalkan undang-undang yang menetapkan batas waktu kerja yang panjang dalam upaya untuk mengubah budaya kerja paksa Jepang yang terkenal kejam.
Baca Juga : Punya 'Budaya Obat Bius', Penduduk Kota Kuno Israel Tumbuhkan Tanaman Memabukkan Ini untuk Ritual
Source | : | Daily Mirror |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR