Poseidon jatuh cinta kepada seorang dara ayu dari Atlantis.
Bagaimana Poseidon kasmaran digambarkan Plato secara rinci.
Lewat penuturan Critias, Plato menjelaskan, di pulau tersebut terdapat dataran yang amat luas, berdinding sebuah gunung yang tidak terlalu-tinggi tetapi indah.
Di gunung itulah hidup pasangan Evenor dan Leudpe, yang melahirkan dara cantik bernama Gleito.
Kecantikannya sangat mashyur sampai dewa pun terpesona.
Sayang, ia harus kehilangan orang tuanya sebelum dipersunting Dewa Poseidon.
Dari perkawinan itu lahir 5 pasang anak kembar.
Tatkala mereka dewasa, Poseidon membagi wilayahnya menjadi 10 negara bagian, masing-masing diperintah oleh ke-10 putranya.
Anak tertua bernama Atlas, dan wilayah yang diberikan kepada mereka disebut Atlantis.
Atlas adalah raja diraja pemimpin seluruh negara federal.
Secara berkala ia mengadakan pertemuan di ibu kota, rutin menghadiri ritual keagamaan berupa pengurbanan sapi.
Patut dicatat, bangsa Atlantis memiliki hukum tertulis yang sempurna.
Di bidang teknologi? Simaklah perincian sebuah bangunan yang berdiri megah di Kota Metropolis, sampai ukuran air mancur yang memuncratkan air panas dan dingin.
Juga diameter tiga buah kanal yang melingkar.
Kanal pelabuhan berlapis tiga itu mengelilingi istana utama, pura peribadatan, dan konon juga kuburan Poseidon.
Ketiga bangunan itu dikepung oleh benteng yang kokoh.
Masing-masing pelabuhan yang terpisah oleh kanal-kanal itu dapat dilalui ratusan kapal besar.
Kanal dipisahkan oleh daratan yang dipakai untuk berbagai kegiatan seperti balapan kuda dan olahraga lainnya.
Pembangunan pura dimaksudkan untuk mengenang jasa Poseidon dan Cleito leluhur bangsa Atlantis.
Disebutkan, atap pura suci terbuat dari gading gajah, dindingnya bersepuh emas dan perak.
Di dalam pura ada patung besar dari emas, menggambarkan Poseidon naik kereta emas yang ditarik enam kuda terbang.
Secara sosial, bangsa Atlantis lebih menekankan fasilitas dan kepentingan umum.
Terbukti dengan dibangunnya taman dan pemandian umum.
Digambarkan pula taman dengan tanaman bunga beraneka ragam, pancuran air panas dan dingin, tempat mandi raja, tempat mandi wanita, bahkan tempat mandi kuda beserta ternak lainnya!
Bangsa Atlantis juga mengenal kerajinan dan keterampilan mengolah berbagai jenis logam, dari perunggu, perak, hingga emas.
Arsitektur juga terbukti canggih dengan pusat kerajaan berbentuk bundar, dikelilingi 3 pelabuhan yang terbelah oleh 4 kanal itu.
(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1994)
Baca Juga : Menggali Tenggelamnya Benua Atlantis, Fakta atau Mitos?
KOMENTAR