Dia dan rekannya melakukan pengamatan secara real time, bukan dengan metode radiografi, tetapi dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Kawchuk memasukkan salah satu jari tangan relawan pada tabung bahan karet yang terhubung dengan kabel. Memakai bantuan magnet, dia berusaha menarik jari serupa dengan tarikan saat selesai pijat.
Dari hasil citra MRI, Kawchuk dan rekannya menyimpulkan bahwa suara "kretek" terjadi karena pembentukan gelembung.
Namun lewat publikasinya di Scientific Report pada 29 Maret 2019 lalu, AI Barakat dari Ecole Polytechnique di Perancis kembali membuat temuan yang bertolak belakang.
Barakat yang seorang pakar hidrodinamika tidak menggunakan pengamatan visual tetapi memakai persamaan matematika.
Model matematika Barakat menunjukkan, suara "kretek" terjadi karena hancurnya gelembung. Tak harus semua gelembung hancur untuk menghasilkan suara, bisa hanya sebagian.
Meski masih jadi perdebatan, satu hal yang bisa diyakini sekarang adalah bahwa suara "kretek"terjadi gara-gara gelembung dalam cairan sendi.
Satu hal yang disepakati pula, kita tak bisa menarik tangan untuk mendapatkan suara itu secara berturut-turut. Butuh waktu paling tidak 20 menit untuk mengulanginya.
(Yunanto Wiji Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Habis Pijat, Kenapa Jari Tangan Bunyi "Krek-Krek" ketika Ditarik?".
Baca Juga : Tukang Pijat Ilegal Asal Malaysia di Palembang Diamankan, Sehari Bisa Untung Rp1 Miliar
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR