Pabrik anyar itu bakal menghasilkan hingga 4 gerbong kereta per hari, jauh lebih besar dibanding pabrik INKA di Madiun yang hanya menghasilkan satu kereta per hari.
Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro menambahkan, saat ini INKA menerima banyak pesanan kereta untuk ekspor. Salah satunya Srilanka yang memesan 250 kereta dengan nilai USD 100 juta.
Belum lagi untuk memenuhi pesanan dari Bangladesh dan Filipina. INKA juga menjajaki peluang pasar baru di Afrika, Australia, dan Taiwan.
“Makanya kami ingin pabrik Banyuwangi bisa cepat selesai. Targetnya 2020 sudah jalan produksi,” katanya.
Baca Juga : Insiden Kereta Api Paling Tragis di Dunia hingga Pernah Tewaskan 900 Tentara, Salah Satunya di Indonesia
INKA bakal merekrut 2.000 pekerja lokal. Sebagian bakal dikirim magang 3 bulan di Swiss sembari menunggu proses pembangunan pabrik.
INKA berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi membuka jurusan perkeretaapian di Politeknik Negeri Banyuwangi dan sejumlah SMK.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, Banyuwangi menyambut INKA dalam kerangka pengembangan sektor pariwisata (tourism), perdagangan (trade), dan investasi (investment).
Source | : | Surya.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR