Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, laporan ini jauh lebih komprehensif, dengan data yang cukup untuk membuat pernyataan yang kuat bahwa telur dan asupan kolesterol diet secara keseluruha tetap penting dalam memengaruhi risiko penyakit jantung dan kematian, tulis Dr. Robert H. Eckel dalam sebuah editorial yang diterbitkan bersama dengan penelitian.
Dengan begitu banyak bukti yang saling bertentangan, mungkin sulit bagi masyarakat untuk melacak makanan mana yang dianggap pilihan sehat.
Seorang ahli pencegahan penyakit jantung di Klinik Cleveland, Dr Leslie Cho pun mengatakan bahwa dia memahami bahwa orang akan bingung dan frustasi terhadap penelitian yang saling bertentangan.
Dia mencatat bahwa sementara laporan JAMA secara ilmiah baik dan dilakukan dengan baik pula, namun seperti penelitian lain, penelitian tersebut juga memiliki keterbatasan.
"Ini adalah penelitian yang sangat besar dengan sejumlah besar jenis pasien yang berbeda. Ini semua adalah hal yang bail," katanya. "Tetapi secara umum, setiap studi diet penuh dengan kesulitan karena masalah mengingat pasien. Apakah Anda ingat apa yang Anda makan minggu lalu? Karena saya pun tidak. Itu sama dengan pasien lain."
Sebagian besar studi diet juga bersifat observasional, membuat temuan mereka kurang dapat diandalkan.
Itu karena uji coba untuk menguji keamanan dan kemanjuran suatu obat yang terkontrol secara acak, melainkan sulit untuk secara acak mengontrol apa yang dimakan orang dalam jangka waktu yang lama, terutama dengan ukuran sampel yang besar.
Baca Juga : Studi: Makan Setengah Bawang Sehari Bisa Kurangi Risiko Kena Kanker Usus
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR