“Anda tidak dapat merebut tanah orang lain, dan membentuk negara. Ini tak ubahnya seperti sebuah negara perampok ”, Mahathir melanjutkan.
Pernyataannya itu disampaikan sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan sudah waktunya bagi AS untuk mengakui kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan yang didudukinya.
Israel telah lama mendorong Washington untuk mengakui klaimnya atas wilayah yang direbutnya dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967.
Israel menempati sekitar dua pertiga dari Dataran Tinggi Golan yang secara de facto diperolehnya sebagai hasil dari perang yang dimenangkannya.
Kepindahan mereka, untuk secara resmi mencaplok wilayah itu pada tahun 1981, dianggap sebagai sebuah suatu tindakan yang ditolak oleh anggota Dewan Keamanan PBB secara bulat.
Di luar pernyataannya, kehadiran Mahathir di Pakistan juga menghasilkan penandatanganan perjanjian dagang antara Pakistan dan Malaysia senilai AS$900 juta.
Baca Juga : Malaysia Batalkan Proyek Kereta Cepat yang Gunakan Pinjaman dari China, Mahathir: Kami Bisa Jatuh Miskin
KOMENTAR