"Ini tiang perempuan," beliau menjelaskan lagi sambil menunjuk dua tiang yang dekat dengan dapur.
"Yang ini tiang laki-laki," sambil menunjuk tiang dekat ruang tamu. Di setiap tiang terdapat sebuah bulatan.
"Itu merupakan tempat Marapu mengawasi kami yang ada di bawah," ucap Ama Agung lagi.
Marapu merupakan agama asli yang masih hidup dan dianut oleh orang Sumba di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Agama ini merupakan sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemujaan arwah-arwah leluhur.
Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”.
"Ini pintu keluar dan masuk rumah untuk laki-laki" ucap Ama Agung ketika kami beranjak keluar untuk kembali ke teras rumah.
"Kalau pintu untuk perempuan yang langsung menuju dapur," ujarnya lagi.
Laki-laki masuk dari pintu utama yang ada di sebelah kiri, sementara yang perempuan masuk dari pintu di sebelah kanan rumah yang langsung menuju ke dapur.
(Warsono)
Artikel ini sudah tayang di NationalGeographic.co.id dengan judul "Mampir Sejenak Menuju Kampung Adat Praijing di Sumba Barat".
Baca Juga : Bule Penggali Sumur di Tanah Sumba (1): Meninggalkan Kenyamanan Hidup
KOMENTAR