Dia mengenali ini sebagai tanda-tanda tsunami dan memberi tahu orang tuanya. Mereka memberi tahu pengunjung pantai dan staf di hotel tempat mereka menginap.
"Lautan mendesis, dan ada buih ombak. Aku terus berpikir bahwa aku pernah melihat ini, dan melihatnya di suatu tempat. Aku merasa sesuatu yang mengerikan akan terjadi," kata Tilly dikutip dari The Sun.
Ketika dia pertam kali memberi tahu orang tuanya, mereka menyingkirkan kehawatiran itu, dan mengatakan bahwa itu cuaca buruk.
Tetapi ketika melihat kayu gelondong berputar-putar di tengah laut, dia yakin bahwa tsunami akan datang, dan semua orang dalam bahaya besar.
"Tsunami, akan ada tsunami. Kita harus turun, kita harus lari," katanya lagi.
Melihat kepanikan putrinya, ayah Tilly memberi tahu penjaga kemananan pantai tentang gelombang laut yang mendesis.
Baca Juga : Ketika Soekarno Marah di Gedung Putih dan Buat Kagum Kongres AS, Apa Sebabnya?
Penjaga terkejut dan menyadari ada gempa di Samudera Hindia.
Kemudian meminta semua orang yang dipantai untuk menyelamatkan diri.
Karena pengamatan Tilly, pantai dievakuasi sebelum tsunami benar-benar menghantam pantai dan menyelamatkan banyak nyawa.
Ketika orangtuanya mengetahui tentang besarnya bencana melalui laporan televisi, mereka menyadari bahwa jika mereka tidak mendengarkan Tilly, mereka semua akan mati.
Pantai adalah salah satu dari sedikit pantai yang melaporkan tidak ada korban jiwa pada tahun 2004.
Dia dipuji sebagai pahlawan dan dianugerahi.
Sebuah asteroid 20002 Tilly smith dinamai menurut namanya. Dia juga berada di PBB pada November 2005.
Pada peringatan kesepuluh bencana, pada tahun 2014, Tilly mengunjungi pantai yang sama di Thailand bersama keluarganya, mengenang hari ketika gelombang laut menelan jutaan orang, tetapi beberapa diselamatkan, berkat keberanian dan pandangan ke depannya.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Source | : | scoopwhoop.com,unbelievable-facts.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR