Advertorial
Intisari-Online.com – Tidak hanya anak-anak muda, nyatanya beberapa wanita paruh baya pun sekarang terlihat gonta-ganti warna rambut.
Dengan rambut yang diwarnai, memang tampilan terlihat berbeda, lebih gaul istilahnya.
Ini pun membuat si pemilik rambut tampil lebih segara dan menawan.
Tapi, hati-hati, jangan diabaikan efek sampingnya. Pasalnya, pewarna rambut mengandung bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan jika digunakan terlalu sering.
Baca Juga : Peringatan Bagi yang Suka Gunakan Cat Rambut! Wanita Ini Sakit Sirosis Karena Sering Mengecat Rambutnya
Bahan kimia di dalam pewarna rambut tak hanya meresap ke dalam rambutnya saja, tetapi juga ke kulit kepala.
Bahkan, partikel pewarna rambut bisa dengan mudah terhirup saat proses pewarnaan di salon.
Berikut berbagai bahan kimia yang biasanya terkandung di dalam pewarna rambut beserta efek sampingnya untuk kesehatan:
- Para-phenylenediamine (PPD), memicu reaksi alergi dan sebagai karsinogen (zat penyebab kanker).
- Tar batubara, menimbulkan reaksi alergi.
- Formaldehid, karsinogen dan memicu kerusakan janin di dalam rahim.
- Hidrogen peroksida, membuat mata perih seperti tersengat.
- Timbal asetat, memicu masalah saraf serius dan sebagai karsinogen (zat penyebab kanker).
- DMDM hydantoin, memicu masalah pada sistem kekebalan tubuh.
- Amonia, bersifat racun, korosif, dan menyebabkan masalah pernapasan.
- Resorsinol, mengacaukan hormon tubuh dan berpotensi sebagai karsinogen.
Baca Juga : Berniat Solider pada Istrinya yang Mengidap Alzheimer, Pria ini Cat Rambutnya Menjadi Ungu
Mewarnai rambut terlalu sering ternyata bisa meningkatkan risiko kanker.
Menurut sebuah penelitian tahun 2001 yang diterbitkan di International Journal of Cancer, wanita yang mewarnai rambutnya dengan pewarna permanen sebulan sekali selama setahun dua kali lebih berisiko terkena kanker kandung kemih.
Risiko ini bahkan meningkat tiga kali lipat jika kita menggunakan pewarna permanen selama 15 tahun atau lebih.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemology juga menunjukkan bukti serupa.
Wanita yang mewarnai rambut delapan kali dalam setahun atau lebih selama 25 tahun berisiko dua kali lipat terkena kanker limfoma non-Hodgkin (LNH).
Kanker ini berkembang dari sel darah putih yang bisa ditemukan di kelenjar getah bening, limpa, dan organ lain dalam sistem kekebalan tubuh.
Meski beberapa riset telah memberikan buktinya, tetap dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membantu memperjelas efek terlalu sering mewarnai rambut.
Namun, untuk menghindari berbagai risikonya sebaiknya jangan melakukannya terlalu sering.
Semakin sering Anda mewarnai rambut, akan semakin banyak pula paparan racun pada tubuh.
Coba gunakan pewarna alami
Menurut Sonya Lunder, MPH., seorang analis senior di Environmental Working Group, berbagai pewarna rambut alami seperti henna lebih aman dan disarankan jika Anda memang ingin mewarnai rambut.
Selain itu, ada banyak bahan pewarna rambut yang terbuat dari bahan alami dan organik.
Berbagai bahan alami ini umumnya tidak mengandung racun seperti yang terdapat pada produk berbahan kimia.
Selain itu, jika Anda mewarnai rambut sendiri di rumah, pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaannya.
Gunakan sarung tangan saat mengoleskannya dan jangan mendiamkan pewarna di rambut lebih lama dari yang seharusnya.
Pastikan juga untuk tidak mencampur produk pewarna rambut yang berbeda karena berisiko tinggi menimbulkan masalah pada rambut dan kulit kepala.
Anda juga tidak disarankan menggunakan pewarna rambut untuk mewarnai alis atau bulu mata karena bisa saja menimbulkan efek kebutaan. (Wisnubrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risiko Jika Terlalu Sering Gonta-ganti Warna Rambut"
Baca Juga : Perawatan Rambut Sebelum dan Sesudah Mewarnai Rambut (1)