Pentas tari Jawa
Pulau Cocos ternyata memiliki acara budaya yang unik saat Idul Fitri.
Ketika peringatan hari besar keagamaan itu, penduduk akan mengadakan pesta dan perayaan selama dua minggu.
Setiap malam digelar pesta bagi para penduduk mulai dari pesta makan, pentas seni, lomba, dan berbagai acara lain.
Acara semacam itu tentu akan mengingatkan kita pada acara serupa menyambut HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus di Tanah Air.
Sebagai penutup, digelar pesta kembang api yang dinyalakan di ujung Pulau sehingga semua orang dapat menikmatinya.
Saya kebetulan turut memeriahkan dengan menampilkan serta mengajarkan tari Jawa kepada anak-anak setempat.
Suatu hari ketika saya sedang berjalan dan menikmati sore di pinggir pantai, ada seorang kakek dengan seorang anak mengendarai mobil buggy mendekat ke arah saya.
Mereka menyapa dan memberikan apresiasi tentang penampilan saya di pesta Idul Fitri.
Dengan antusias, kakek tersebut mengatakan, nenek moyangnya juga dari Jawa dan dia senang sekali melihat tarian dari tanah leluhurnya itu hadir di pulau ini.
Seakan-akan kakek tersebut bisa mengenang masa kecilnya dengan hanya melihat salah satu tarian dari Jawa yang saya bawakan.
Pulau Cocos memang sangat indah dan masih sangat asri dengan airnya yang jernih.
Hanya saja, pulau ini rupanya juga terkena dampak dari sampah-sampah di laut yang kebanyakan berasal dari perairan Cina, Indonesia dan Malaysia.
Sampah-sampah yang terbawa arus laut itu memenuhi tepi pantai sebelah utara.
Tepatnya pantai yang menghadap Samudra Hindia.
Meski pulau ini milik Australia, namun memiliki ikatan batin tersendiri dengan kita, orang Indonesia.
Sebab di sini masih tersimpan segala peninggalan yang sebagian besar berasal dari orang-orang Jawa dan Melayu sebagai nenek moyang mereka.
Pastinya akan sangat menyenangkan bagi penduduk setempat untuk bertemu dan mengenang kembali tentang asal-usul mereka.
Artikel ini telah terbit di Majalah Intisari dengan judul " Jejak-Jejak Keturunan Jawa di Australia Barat" oleh Safira Aulia di Yogyakarta
Baca Juga : Pulau Faisans, Pulau yang Akan Berganti Negara Setiap 6 Bulan Sekali, Ini Penyebabnya
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR