Berarti, walaupun mendapat obat anti testosteron, belum tentu keinginan melakukan hubungan seksual lenyap sama sekali, terlepas dari mampu atau tidak melakukannya.
Pengalaman seksual sebelumnya, apalagi selama bertahun-tahun, pada umumnya tetap melekat di pusat seks yang ada di otak.
Pengalaman ini akan muncul dalam kondisi tertentu, dan membuat orang melakukan upaya agar dapat melakukan hubungan seksual lagi.
Bahwa apakah upayanya berhasil atau tidak, tentu bergantung pada apa upaya yang dilakukan.
Baca Juga : Waspadai, Perabotan di Rumah Mungkin Mengandung Bahan Kimia Berbahaya
Lalu apa dampak kebiri kimia terhadap tubuh seseorang yang mendapatkannya?
Menurut Ketua Bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Wimpie Pangkahila, kebiri kimiawi menimbulkan efek negatif berupa penuaan dini pada tubuh.
Cairan anti-androgen diketahui akan mengurangi kepadatan tulang sehingga risiko tulang keropos atau osteoporosis meningkat.
Anti-androgen juga mengurangi massa otot, yang memperbesar kesempatan tubuh menumpuk lemak dan kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Satu hal yang perlu diketahui, kebiri kimiawi tidak bersifat permanen.
Artinya, jika pemberian zat anti-androgen dihentikan, efeknya juga akan berhenti dan pemerkosa akan mendapatkan lagi fungsi seksualnya, baik berupa hasrat seksual maupun kemampuan ereksi. (Rosiana Chozanah)
Artikel ini pernah tayang di health.grid.id dengan judul "Ketua Komnas Perlindungan Anak; Pelaku Pemerkosa Gadis 18 Tahun di Lampung Dihukum Kebiri Suntik Kimia, Efeknya Cepat Menjadi Tua"
Baca Juga : Makan Udang Memang Enak, Namun Adakah Manfaat dan Risikonya untuk Tubuh?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR