Karena stereotip sosial, salah satu hal yang membuat pria merasa kurang maskulin adalah ketika mereka merasa bahwa tinggi badan mereka lebih pendek daripada tinggi rata-rata.
Sehingga pria yang lebih pendek bertindak lebih agresif.
Hal ini dilakukan untuk menebus kekurangan tinggi badan mereka. Sindrom ini dikenal sebagai 'kompleks Napoleon'.
Ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1926 oleh psikoanalisis Austria, Alfred Adler.
Pada tahun 2018, psikolog evolusi Mark van Vugt dan tim peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam menemukan bukti 'kompleks Napoleon' pada pria.
Mereka sampai pada kesimpulan bahwa pria yang bertubuh pendek lebih bersikap agresif dalam interaksi dengan pria yang lebih tinggi.
Menurut pada ahli, orang yang lebih pendek punya kerentanan perasaan yang lebih kuat dan tingkat paranoia yang lebih tinggi.
Namun, sangat mungkin bahwa studi itu sendiri termasuk kelompok uji yang terlalu kecil untuk memprediksi korelasi yang benar antara tinggi dan melakukan serangan.
Baca Juga : Catat! Per 1 Maret 2019, Obat Kanker Usus Tak Lagi Ditanggung BPJS
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR