1. Selalu menghabiskan waktu yang lama untuk bermain, bahkan durasinya makin meningkat dari hari ke hari.
2. Merasa mudah marah dan tersinggung saat dilarang atau diminta berhenti bermain game.
3. Selalu berpikir tentang game tersebut ketika sedang mengerjakan aktivitas lainnya.
4. Hilangnya kendali diri ini membuat pecandu game cenderung menomor satukan gaming dalam hidupnya sehingga akan melakukan berbagai cara untuk dapat menuntaskan hasrat akan candunya, tak peduli atas konsekuensi dan risikonya.
Apa yang menyebabkan anak kecanduan game?
Setiap benda atau hal-hal yang membuat seseorang merasa senang akan merangsang otak menghasilkan dopamin, hormon pembuat bahagia.
Dalam keadaan normal, hal ini tidak akan menyebabkan kecanduan. Hanyalah rasa bahagia dan puas pada umumnya.
Baca Juga : Saat Kecil Diejek Monster Bahkan Diintimidasi, 20 Tahun Kemudian Kecantikan Gadis Ini Justru Banyak Dikagumi
Akan tetapi saat seseorang mengalami kecanduan, objek yang membuat senang tersebut malah merangsang otak menghasilkan dopamin yang berlebihan.
Jumlah dopamin yang kelewat batas akan mengacaukan kerja hipotalamus, bagian otak yang bertanggung jawab mengatur emosi dan suasana hati sehingga membuat seseorang merasa sangat bahagia tidak wajar, bersemangat, dan percaya diri berlebihan hingga merasa ‘teler’.
Efek membahagiakan ini akan membuat tubuh secara otomatis ketagihan untuk merasakannya lagi.
Pada akhirnya, efek ini membuat seseorang terus menggunakan candu tersebut secara berulang dalam frekuensi dan durasi yang lebih tinggi demi memuaskan kebutuhan akan kebahagiaan ekstrem tersebut.
Baca Juga : Dikira Jatuh, Ternyata Alat Kontrasepsi Wanita Ini Bersarang di Perutnya Selama 11 Tahun
Source | : | Suar.grid.id,Kompas |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR