Hal itu memungkinkan para peneliti untuk melihat sejelas mungkin apa yang berada di bawah Bumi.
Para peneliti menggunakan klaster superkomputer Tiger Princeton.
Alat ini pada dasarnya membuat grafik data seismik yang mirip dengan bagaimana gelombang cahaya direkam mencerminkan atau membiaskan permukaan.
"Kita tahu bahwa sebagian besar benda memiliki kekasaran permukaan dan karenanya menyebarkan cahaya," kata Wu.
Dalam studi ini, kami menyelidiki gelombang seismik yang tersebar yang bergerak di dalam Bumi untuk membatasi kekasaran batas Bumi sejauh 660 km," lanjutnya.
Apa yang mereka temukan benar-benar mengejutkan, bahwa batas tersebut memiliki lapisan permukaan yang jauh lebih kasar daripada permukaan Bumi.
"Dengan kata lain, topografi yang lebih kuat daripada Pegunungan Rocky atau Appalachia ada di batas 660 km," jelas Wu.
Baca Juga : Suka Makan Kotorannya Sendiri, Satu dari 5 Alasan Ikan Mujair Diklaim Berbahaya Bagi Kesehatan Kita
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR