Tak heran, Habib berani jor-joran untuk pemasaran. Soalnya, keuntungan dari jualan kaus polos sangat lumayan.
Ia melepas tiga potong dengan harga Rp100.000. Sedang harga dari konveksi Rp25.000 per potong.
Itu berarti, dia mendekap untung Rp25.000 untuk tiga potong kaus polos. Dengan penjualan 1.000 potong per minggu, setidaknya ia mengantongi laba Rp8,325 juta.
Meski begitu, Habib tidak sia-sia mengeluarkan banyak uang untuk memasang iklan.
“Saya merasakan kenaikan penjualan dengan iklan online,” ujarnya yang sudah tidak menerima order kaus gim dan gelang prusik sejak jualan kaus polos.
Selain beriklan, dia juga menggunakan jasa endorse teman-teman di Bandung, yang akun media sosialnya punya banyak pengikut, untuk mempromosikan kaus polos endorse.
Tapi sebagai imbalan, ia hanya memberi kaus gratis.
Selama tiga bulan awal, Habib menjalani bisnisnya seorang diri. Dia sendiri yang mengemas dan mengantarkan pesanan ke gerai jasa pengiriman.
Baru di awal 2015, ia mempekerjakan dua orang untuk mengurus order dan pengemasan.
“Saya masih menjalankan usaha di kos, dengan menyewa tiga kamar. Satu buat kerja, satu buat gudang, dan satu lagi buat saya tidur,” bebernya.
Cuma, lantaran setahun pertama fokus membesarkan P-Clothes, kuliahnya pun telantar.
Banyak nilai mata kuliah yang jeblok sehingga Habib harus mengulang. Ia pun telat lulus satu tahun dari kebanyakan teman-teman seangkatan.
Nyaris kolaps
Namun, badai sempat menghantam bisnisnya bahkan nyaris kolaps. Pangkalnya: pertengahan 2016, pemilik konveksi yang memasok kaus polos membuka gerai sendiri setelah melihat usaha Habis sukses.
Dampaknya, pengiriman kaus polos pesanan Habib sering telat. Sudah begitu, kalau pun pesanan akhirnya datang, kerap salah warna.
“Konveksi yang support saya selama ini ternyata dia juga yang menghancurkan saya,” sebutnya.
Padahal di tahun itu, ia baru saja membuka lapak di marketplace Shopee, Tokopedia, Bukalapak.
Karena pesanan yang masuk terus mengalir, mau tidak mau, ia mencari konveksi pengganti.
Baca Juga : Penjual Tahu Keliling yang Berdandan Memakai Jas dan Dasi ini Jadi Idola 'Emak-emak', Omzetnya pun Melonjak!
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR