Ngekos di Jakarta
Wahyu Prasetyo Anggoro (29), ayah Bima, mengundurkan diri dari pekerjaannya diagar lebih fokus bergantian menjaga si kecil dengan istrinya di RS Kanker Dharmais, Jakarta.
Ayah Bima juga menjual motor, rumah di Cinere, dan ngekos di bilangan Jakarta Barat agar memudahkan mobilitas saat jadwal kemoterapi Bima tiba.
Bima melawan kanker selama tiga tahun. Ayah dan ibunya pun turut bertarung kesabaran.
Meski terkadang sedih, Wahyu menuturkan, keceriaan Bima menjadi penyemangatnya.
Perjuangan Bima dan keluarga berbuah manis pada awal 2018.
Baca Juga : Pegulat Profesional Roman Reigns Idap Leukemia, Ini 4 Metode Pengobatan Leukemia
Dia dinyatakan selesai pengobatan dan dilanjutkan dengan kontrol sekali sebulan.
Ayah dan ibu Bima pun membawa sang anak pulang ke Blitar dan membuka usaha di sana.
Sayangnya pada bulan ketiga kontrol, Bima mendadak mengalami penurunan kesadaran.
Bima lalu dibawa ke salah satu rumah sakit di Malang untuk menjalani CT-Scan.
Menyebar ke otak
Hasil CT-Scan hasil menunjukkan Bima mengalami hydrocephallus, yakni penumpukan cairan di rongga otak dan meningoencepalitis, radang pada otak dan selaput otak.
Prosedur VP Shunt pun dilakukan pada Bima, dengan memasang selang di kepala untuk mengurangi tekanan dari cairan otak.
Setelah serangkaian tes berlangsung, leukemia yang dikalahkan Bima dideteksi kambuh dan mengalami metastase atau penyebaran ke otak.
Bima dan orang tuanya pun kembali ke Jakarta.
Ayah Bima menuturkan, dokter menjelaskan padanya kemungkinan Bima terserang virus dari luar akibat leukopenia, situasi di mana leukosit Bima rendah.
Baca Juga : 5 Pengobatan yang Janjikan Kesembuhan Pengidap Kanker Darah, Termasuk Penggunaan Racun Arsenik
Ia pun meninggalkan usaha di Blitar.
Seorang temannya menawarkan untuk membuka donasi di Kitabisa untuk menggalang dana bagi pengobatan Bima, yang masih ditemukan sel kankernya walau kembali diradioterapi dan kemoterapi.
Untuk membiayai pengobatan Bima, Wahyu berupaya menjual rumah orang tuanya di Blitar dan menyebarkan beberapa proposal bantuan.
Donasi terkumpul cepat, namun jalan pengobatan Bima yang masih panjang membuatnya membuka laman donasi baru.
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR