"Terkadang kami minta keluarga untuk membawa mereka pulang dan kembali lain waktu. Terkadang kami izinkan mereka tinggal lebih lama," tambah dia.
Akibat perkebangan kota Varanasi, Mukti Bhawan yang didanai lewat sumbangan, kini tak lagi memiliki pemandangan Sungai Gangga.
Meski demikian, antrean orang miskin yang ingin meninggal dunia di tempat itu masih panjang.
Mereka ini bahkan rela menempuh perjalanan ribuan kilometer, bahkan dari luar negeri atau sekadar naik mobil dari pedalaman India.
Lalu berapa tarif hotel ini? Para tamu cukup membayar 1 dollar AS atau sekitar Rp 14.000 untuk kamar yang dilengkapi kipas angin.
Tiap hari digelar ritual doa yang dipimpin seorang pendeta Hindu yang juga menawarkan air Sungai Gangga yang dianggap suci dan murni.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR