Hasil pemodelan kedua gempa di atas menunjukkan tidak berpotensi tsunami karena magnitudonya yang relatif kecil sehingga tidak cukup kuat untuk menciptakan deformasi dasar laut hingga mengganggu kolom air laut.
Perlu waspada Namun Daryono menganalisis ada beberapa hal menarik yang patut dicermati terkait kedua gempa berkekuatan 5,0 di Samudra Hindia selatan Jawa tadi pagi.
Dia mengamati, kedua pusat gempa ternyata berdekatan dengan lokasi gempa kuat dan merusak pada masa lalu.
Gempa selatan Malang tadi pagi pusatnya berdekatan dengan gempa kuat Jawa Timur pada tahun 1958. Gempa 1958 ini belum diketahui secara pasti magnitudonya.
Tetapi sejarah mencatat dampak gempa ini dilaporkan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI.
Akibat gempa ini tercatat banyak rumah rusak, banyak ditemukan tanah terbelah (ground failure), dan dilaporkan sebanyak 8 orang meninggal.
Sedangkan gempa di Samudra Hindia di Selatan Banten tadi pagi juga berdekatan dengan gempa kuat berkekuatan 7,9 yang merusak di wilayah Banten dan Jawa Barat pada 27 Februari 1903.
"Kedua gempa tadi pagi terjadi di zona yang relatif "sepi gempa" karena pusatnya yang cukup jauh dari episenter gempa kuat," kata dia.
Baca Juga : Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih di Dunia yang Bikin Betah
Gempa kuat yang dimaksud Daryono misalnya gempa berkekuatan 7,8 yang memicu tsunami di Banyuwangi pada 3 Juni 1994, dan gempa berkekuatan 7,7 yang memicu tsunami di Pangandaran pada 17 Juli 2006.
"Dengan memperhatikan adanya peningkatan aktivitas seismik di Samudra Hindia selatan Jawa akhir-akhir ini kita patut waspada, tetapi tidak perlu takut dan panik," tegasnya.
Seluruh lapisan masyarakat seyogyanya terus menyiapkan diri dalam meningkatkan kapasitas upaya mitigasi gempabumi dan tsunami.
Bangunan rumah harus didisain kuat untuk menahan guncangan gempa.
Baca Juga : Bukan Jorok, Mandi Satu Kali Sehari Justru Baik Untuk Kesehatan Tubuh
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR