Selain itu, capsaicin dalam cabai efektif menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh.
Ini dapat memperbaiki kelancaran aliran darah dari dan menuju jantung dan menyebabkan penurunan tekanan darah akibat pengaruh oksida nitrat dalam capsaicin terhadap pelebaran pembuluh darah.
Baca Juga : Penelitian: Pria Penyuka Makanan Pedas Punya Performa Lebih di Ranjang, Ini Penjelasannya!
Pada akhirnya, efek kelancaran sirkulasi darah ini dapat menjaga kesehatan jantung. Vitamin A dan C yang terkandung dalam cabai juga memperkuat dinding otot jantung.
Dilansir dari Self, menurut American Association for Cancer Research, senyawa capsaicin (yang juga ditemukan dalam kunyit) memiliki kemampuan untuk mematikan beberapa jenis kanker dan sel leukemik.
Peneliti juga menemukan bahwa capsaicin mampu membunuh 80 persen kanker prostat (pada tikus) tanpa membahayakan sel-sel normal di sekitarnya.
Terlebih, cabai memiliki sifat antimikroba dan anti-peradangan. Cabai dinilai sangat ampuh untuk melindungi dari borok (ulkus) dalam perut.
Baca Juga : Takut Diet Gagal? Hindari Makan Malam dengan 5 Bahan Ini, Termasuk Makanan Pedas
Luka dalam perut diakibatkan oleh bakteri H.pylori penyebab pertumbuhan bisul, dan capsaicin dapat membantu untuk membunuh koloni bakteri tersebut.
Capsaicin juga telah dikaitkan dengan pengobatan kanker payudara, pankreas, dan kandung kemih, meskipun kita mungkin harus mengonsumsi capsaicin dalam jumlah yang tidak masuk akal agar bisa berhasil — misalnya, lima buah cabai habanero dalam seminggu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR