Advertorial

Inilah Desa Giethoorn, Desa Tenang yang Tak Miliki Jalan dan Kendaraan

Intisari Online
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Desa yang tenang tersebut bernama desa Giethoorn. Desa ini terletak di provinsi Overijssel, di timur Belanda.
Desa yang tenang tersebut bernama desa Giethoorn. Desa ini terletak di provinsi Overijssel, di timur Belanda.

Intisari-Online.com – Bagi kita yang tinggal di kota besar, jalanan dan gedung bertingkat adalah dua hal yang selalu kita lihat.

Tapi kedua hal itu tidak bisa kita lihat jika kita berkunjung ke desa kecil di Belanda ini.

Sebab, desa ini tidak memiliki jalanan apalagi gedung bertingkat.

Desa apakah itu?

Baca Juga : Kisah Gloria, Merias Jenazah Secara Gratis: 'Aku Mau Mendandani Mereka Dengan Cantik Untuk Terakhir Kalinya'

Dilansir daridailymail.co.uk pada 2018, desa itu bernama Giethoorn. Ia terletak di provinsi Overijssel, di timur Belanda.

Desa Giethoorn juga dijuluki kota nelayan sebab desa ini tidak memiliki jalan.

Desa ini berada pusat sistem saluran Overijssel dan berada di sepanjang kanal-kanal. Sehingga rumah warga tidak dapat dijangkau dengan jalan darat.

Kita bisa berkunjung antara satu rumah ke rumah lainnya hanya dengan 180 jembatan yang sudah dibangun atau dengan menggunakan perahu kecil.

Desa ini begitu damai dan memiliki keindahan yang sederhana. Bahkan suara yang paling keras yang bisa kita dengar adalah suara bebek dan burung-burung.

Baca Juga : Tak Hanya Bikin Emosi dan Terlambat ke Kantor, Ternyata Macet Juga Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Lho!

Diketahui nama desa ini didirikan oleh sekelompok pelarian dari wilayah Mediterania sekitar tahun 1230.

Lalu desa ini menjadi terkenal pada tahun 1958 saat ditampilkan dalam film Fanfare, yang dibuat oleh pembuat film Belanda, Bert Haanstra.

Nama Giethoorn berasal dari abad ke-13, bermula dari kisah para petani yang kehilangan ternak kambingnya dalam peristiwa air bah 1170.

"Goat horn" atau "Geytenhoren" kemudian disingkat menjadi Giethoorn. Nama itu melekat hingga sekarang.

Cara terbaik untuk menjelajahi desa Giethoorn dan segudang kanal adalah dengan bergabung dengan kapal pesiar kanal.

Guide lokal dapat memandu kita melewati tempat ini dan menunjukkan tempat yang paling penting di desa yang sepi ini.

Walau sangat sederhana dan jauh dari kata modern popularitas Giethoorn meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga : Ini Tips dari Dermatologis Untuk Mengobati Biduran pada Anak-anak

Tak heran Giethoorn adalah objek wisata yang populer dan telah diberi julukan Venesia dari Belanda.

Saat ini, desa ini memiliki populasi sekitar 2.600 orang yang sudah memiliki rumah kepulauan pribadi mereka sendiri.

Tips berkunjung keGiethoorn

Untuk menikmati 'jam-jam emas' diGiethoorn, atur alarm Anda di pukul 6 pagi.

Kemudian abadikan sejuknya suasana pagi di desa tersebut.Terutama di sepanjang jalur perairan atau kanal.

Atau Anda juga bisa melakukannya di sore hari, tepat sebelum matahari terbenam.Anda bisa berkunjung keGiethoorndengan menggunakan kereta dan bus.

Untuk menghindari keramaian, pilih bulan April, Mei, Juni atau September. Tentu saja,weekdaysjauh lebih sepi dibanding akhir pekan. (Mentari DP/Gita Laras/ nationalgeographic.grid.id)

Baca Juga : Kisah Naresh Kumar, Manusia Listrik yang Mengaku Sanggup Menahan Arus Listrik 11.000 Volt di Tubuhnya

Artikel Terkait