Tak hanya itu, kasus luapan emosi yang tidak terkontrol ini diyakini bisa merugikan beberapa pihak.
Koentjoro mengungkapkan, akibat yang timbul jika emosi ini tidak dapat dikendalikan adalah adanya tindakan untuk menyakiti orang lain, tidak hanya merusak barang.
Namun, jika dinilai dalam kasus video ini, obyek yang menjadi luapan emosi adalah motor yang dikendarai pelaku. Padahal, alasan dia marah adalah polisi yang menilangnya.
"Dia mau menyakiti polisi enggak berani, jadi motornya dirusak," ujar Koentjoro.
Menurut Koentjoro, orang yang tengah "kalap" ini berawal dari emosi yang sederhana hingga meningkat menjadi emosi yang tidak terbendung lagi.
"Orang yang kalap biasanya ada eskalasi kemarahan, dari tingkatan simpel menjadi tingkatan kalap," ujar Koentjoro.
"Makanya dalam agama Islam, kalau orang sedang marah disuruh duduk, jika masih marah suruh tiduran, jika masih marah, mintalah ia untuk berwudhu (menyucikan diri dengan air)," kata dia.
Koentjoro kemudian teringat pada kasus Ryan Jombang yang juga meluapkan emosi hingga merugikan beberapa pihak.
Dalam kasus itu, pria bernama Very Idham Henyansyah membunuh 11 korban. Bahkan, ada korban yang ditemukan dalam keadaan dimutilasi.
Baca Juga : Meski Tidak Secara Fisik, Bisa Jadi Pasangan Anda Sudah Selingkuh Secara Emosional, Ini Tanda-tandanya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR